Hujan rintik-rintik membasahi jendela kamar kos Ami di kawasan Dramaga, Bogor. Di tengah keheningan malam, cahaya layar ponselnya menyala terang menemani. Jari-jarinya menari di atas keyboard, mengirim pesan balasan kepada seseorang yang baru dikenalnya di Facebook.
Di ujung sana, Abi, dengan rambut ikal khasnya dan senyum tipis, duduk di ruang apartemennya di Jakarta Timur. Layar laptopnya menampilkan wajah Ami, gadis yang kini menjadi topik pembicaraan dengan alam pikirannya sendiri. "Dia menarik," gumamnya sendiri.
Mereka berdua sama-sama berasal dari Banyuwangi, sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Jawa yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya. Namun, takdir mempertemukan mereka di tengah hiruk pikuk ibu kota.
Percakapan mereka di Facebook mulai dari tukar-menukar cerita tentang Banyuwangi. Dari diskusi tentang kuliner khas, tempat-tempat wisata, hingga kenangan masa sekolah. Suatu ketika, Abi menyebut bahwa dia pernah menjadi kakak kelas di SMA dan SMP nya Ami. Namun, Abi tidak pernah benar-benar mengenal Ami.
Ami tertawa, "Apa benar ya? Kayaknya aku dulu nggak pernah ngeliat kamu deh"
"Ya iya lah. Kamu nggak mungkin mengenal ku. Soalnya kamu ngartis banget waktu dulu," balas Abi.
Hari berganti hari, percakapan mereka semakin hangat. Mereka saling bertukar cerita tentang kehidupan di Jakarta dan Bogor. Ami menceritakan kesibukannya sebagai mahasiswi ekonomi pembangunan di Institut Pertanian Bogor, sementara Abi menceritakan tantangannya sebagai mechanical engineer di sebuah perusahaan kontraktor.
Suatu malam, Ami mengungkapkan, "Aku merasa aneh, Abi. Kita ternyata pernah berada di tempat yang sama, meskipun tidak pernah saling kenal."
Abi menimpali, "Itulah keajaiban. Kadang, takdir mempertemukan kita di saat yang tepat meskipun sebelumnya kita lewat begitu saja."
Waktu pun berlalu, rasa penasaran mereka satu sama lain semakin besar. Hingga pada suatu hari, Abi mengajak Ami untuk bertemu di Banyuwangi. "Mari kita mulai dari awal, di tempat asal kita," katanya.
Ami setuju. Mereka memutuskan untuk bertemu di Banyuwangi. Pertemuan pertama mereka di tanah kelahiran menjadi momen yang tak terlupakan. Mereka bertatap muka dan saling memahami lebih dalam.
Setelah dari Banyuwangi, keduanya sepakat untuk menjalin hubungan. Meskipun harus menjalani hubungan jarak jauh, mereka yakin bahwa cinta mereka akan menjadi pegangan. Setiap malam, mereka selalu menghabiskan waktu untuk video call, bercerita tentang hari-hari mereka, dan merencanakan pertemuan berikutnya.